Mahligai Cinta
Disaat itu... ujung keheningan
Kucoba mencerna apa yang telah terjadi diantara kita…
Tak hilang dari ingatan, saat kita saling menuai kasih…
Benihnya kala itu tersebar memenuhi rongga jiwa...
Dan madu pun tereguk bersama, hingga melenakanku...
Betapa sesungguhnya ku telah bermain dengan rasa kala itu...
kuabaikan semua hanya untuk mendulang bahagia bersamamu...
Ibarat bejana, isinya tumpah ruah, luber melebihi daya tampung...
Yang ada hanya curahan sayang yang terus mengalir, hanya padamu...
Seakan mata air yang tak
berkesudahan...
Mengalirkan aliran rasa itu
padamu...
Ku tak bergeming dari tempat aku berpijak...
Ku tak mau bergeser dari keabadian rasa...
Walau seteguk empedu dan secangkir madu telah kurasa melalui jalan ini...
Kutak sanggup bergeser walau hanya sejenggal...
Karena ku menggenggam rasa...
Karena ku merasa kau pun sama, kala itu...
Dan waktupun terus bergulir menyemai rasa
Dan Alhamdulillah... Terimakasih Tuhan...
Engkau telah menyatukan kami dalam ikatan pernikahan
Menghalalkannya yang sebelumnya tak halal atas kami
Mengharamkan yang sebelumnya belum haram atas kami
Mengikuti sunnah Nabi-Mu
Menyempurnakan separuh dien-Mu
Menyemai ibadah dalam bilik kemesrahan kami
Sampai terus menerus mengharapkan ridha dan ampunan-Mu
Penantian panjangyang kami jalani dengan harap-harap cemas
Bersama doa-doa yang dilantunkan di sudut penghujung malam
Maupun di terik siang yang membakar peluh
Telah Engkau usaikan dalam majelis yang sekral dan ta’dhim itu
Ijab qabul dan ikrar suci yang diucapkan lirih pada pagi itu
Merambatkan segala rasa yang terpatri indah di lubuk hati kami
Menggema, bergemuruh memenuhi segala sukma
Hingga airmata haru dan isak tangis kamipun takkan mampu melukiskannya
Sembari terus mengharap ampunan-Mu, atas dosa-dosa yang telah dan mungkin akan terjadi
Tuntunlah
kami ke mahligai kebahagiaan abadi...
. . . . . . . . .
Back to The Title
Tidak ada komentar:
Posting Komentar