حيات الدنيا حيات قليلة فلا تلغ حياة أبدية

Kamis, 30 Juli 2015

Hadits Abu Dawud Bab Sunnah Nomor 3980 sampai dengan 4015

Hadits Abu Dawud Bab Sunnah Nomor 3980 sampai dengan 4015

Topik Hadits:


  1. Penjelasan
    tentang sunnah
  2. Larangan berdebat di dalam Al-Qur'an dan mengikuti
    ayat-ayat musytabihat
  3. Menjauhi dan benci terhadap ahli ahwa`
    (pengikut hawa nafsu)
  4. Meninggalkan beruluk salam
    kepada ahli ahwa`
  5. Larangan untuk berdebat dalam
    masalah Al-Qur'an
  6. Berpegang teguh
    dengan sunnah
  7. Konsisten
    dengan sunnah.
  8. Penjelasan tentang
    keutamaan

Penjelasan tentang sunnah

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتْ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً

(ABUDAUD - 3980) : Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyyah dari Khalid dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah bersabda: "Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan, Nashara terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ ح و حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ حَدَّثَنِي صَفْوَانُ نَحْوَهُ قَالَ حَدَّثَنِي أَزْهَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَرَازِيُّ عَنْ أَبِي عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ زَادَ ابْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو فِي حَدِيثَيْهِمَا وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ

(ABUDAUD - 3981) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Yahya keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Al Mughirah berkata, telah menceritakan kepada kami Shafwan. (dalam jalur lain disebutkan) Amru bin Utsman berkata, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Shafwan seperti itu. Ia berkata, "telah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdullah Al Harazi dari Abu Amir Al Hauzani dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan Bahwasanya saat sedang besama kami ia berkata, "Ketahuilah, ketika sedang bersama kami Rasulullah bersabda: "Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan; tujuh puluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al Jama'ah." Ibnu Yahya dan Amru menambahkan dalam hadits keduanya, "Sesungguhnya akan keluar dari umatku beberapa kaum yang mengikuti hawa nafsunya seperti anjing mengikuti tuannya." Amru berkata, "Seekor lekat dengan tuannya, yang jika ada tulang bersamanya pasti dia akan mengikutinya."

Larangan berdebat di dalam Al-Qur'an dan mengikuti ayat-ayat musytabihat

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّسْتُرِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ { هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ إِلَى أُولُو الْأَلْبَابِ } قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا رَأَيْتُمْ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ

(ABUDAUD - 3982) : Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim At Tastutri dari Abdullah bin Abu Bulaikah dari Al Qasim bin Muhammad bin Muhammad dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Rasulullah membaca ayat: '(Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat..) hingga ayat '(orang-orang yang berakal)." 'Aisyah berkata, "Rasulullah bersabda: "Jika kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat dari Al-Qur'an, maka mereka itulah orang-orang yang Allah maksud, maka berhati-hatilah terhadap mereka."

Menjauhi dan benci terhadap ahli ahwa` (pengikut hawa nafsu)

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي زِيَادٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ الْحُبُّ فِي اللَّهِ وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ

(ABUDAUD - 3983) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad dari Mujahid dari seorang laki-laki dari Abu Dzar ia berkata, "Rasulullah sha bersabda: "Sebaik-baik amal adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah."

حَدَّثَنَا ابْنُ السَّرْحِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ وَكَانَ قَائِدَ كَعْبٍ مِنْ بَنِيهِ حِينَ عَمِيَ قَالَ سَمِعْتُ كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ وَذَكَرَ ابْنُ السَّرْحِ قِصَّةَ تَخَلُّفِهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ قَالَ وَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمِينَ عَنْ كَلَامِنَا أَيُّهَا الثَّلَاثَةَ حَتَّى إِذَا طَالَ عَلَيَّ تَسَوَّرْتُ جِدَارَ حَائِطِ أَبِي قَتَادَةَ وَهُوَ ابْنُ عَمِّي فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَوَاللَّهِ مَا رَدَّ عَلَيَّ السَّلَامَ ثُمَّ سَاقَ خَبَرَ تَنْزِيلِ تَوْبَتِهِ

(ABUDAUD - 3984) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu As Sarh berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab ia berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'b bin Malik bahwa Abdullah bin Ka'b bin Malik -di antara anak-anak Ka'ab Abdullah adalah orang yang menjadi penuntun Ka'b saat buta- ia berkata, "Aku mendengar Ka'b bin Malik -Ibnu As Sarh menyebutkan kisah ketidak ikut sertaannya bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daam perang Tabuk- ia (Ka'b) berkata, "Rasulullah melarang kaum muslimin untuk berbicara dengan kami bertiga. Ketika suasana seperti berjalan lama, aku masuk ke dalam kebun milik anak pamanku, Abu Qatadah. Demi Allah, aku ucapkan salam kepadanya namun ia tidak menjawabnya." Kemudian Ka'ab menceritakan turunnya ayat yang mengabarkan atas diterimanya taubatnya.

Meninggalkan beruluk salam kepada ahli ahwa`

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا عَطَاءٌ الْخُرَاسَانِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ قَدِمْتُ عَلَى أَهْلِي وَقَدْ تَشَقَّقَتْ يَدَايَ فَخَلَّقُونِي بِزَعْفَرَانٍ فَغَدَوْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ وَقَالَ اذْهَبْ فَاغْسِلْ هَذَا عَنْكَ

(ABUDAUD - 3985) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Atha Al Akhurasani dari Yahya bin Ya'mar dari Ammar bin Yasir ia berkata, "Aku mendatangi isteriku saat tanganku lecet, kemudian ia membalur tanganku dengan za'faran. Pagi harinya aku datang menemui Nabi , saat aku mengucapkan salam beliau tidak mau menjawabnya. Beliau bersabda: "Pergi dan bersihkanlah ini (za'faran) darimu."

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ سُمَيَّةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهُ اعْتَلَّ بَعِيرٌ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ وَعِنْدَ زَيْنَبَ فَضْلُ ظَهْرٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِزَيْنَبَ أَعْطِيهَا بَعِيرًا فَقَالَتْ أَنَا أُعْطِي تِلْكَ الْيَهُودِيَّةَ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَهَا ذَا الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمَ وَبَعْضَ صَفَرٍ

(ABUDAUD - 3986) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Tsabit Al Bunani dari Sumayyah dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Ketika unta Shafiyah binti Huyay sakit, Zainab masih mempunyai kendaraan yang bisa digunakan. Lalu Rasulullah berkata kepada Zainab: "Berilah Shafiyah unta." Zainab menjawab, "Aku harus memberi Yahudi itu!" Rasulullah pun marah, kemudian beliau mendiamkannya selama bulan Dzul hijjah, Muharram dan sebagian bulan Shafar."

Larangan untuk berdebat dalam masalah Al-Qur'an

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ هَارُونَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمِرَاءُ فِي الْقُرْآنِ كُفْرٌ

(ABUDAUD - 3987) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid -maksudnya Yazid bin Harun- berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi , beliau bersabda: "Berbantah-bantahan dalam Al-Qur'an adalah kufur."

Berpegang teguh dengan sunnah

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ نَجْدَةَ حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرِو بْنُ كَثِيرِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ حَرِيزِ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَوْفٍ عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلَا يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَلَالٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ أَلَا لَا يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الْأَهْلِيِّ وَلَا كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ وَلَا لُقَطَةُ مُعَاهِدٍ إِلَّا أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا صَاحِبُهَا وَمَنْ نَزَلَ بِقَوْمٍ فَعَلَيْهِمْ أَنْ يَقْرُوهُ فَإِنْ لَمْ يَقْرُوهُ فَلَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُ

(ABUDAUD - 3988) : Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab bin Najdah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Amru bin Katsir bin Dinar dari Hariz bin Utsman dari 'Abdurrahman bin Abu Auf dari Al Miqdam bin Ma'di Karib dari Rasulullah , beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al -Qur'an dan yang semisal bersamanya (As Sunnah). Lalu ada seorang laki-laki yang dalam keadaan kekenyangan duduk di atas kursinya berkata, "Hendaklah kalian berpegang teguh dengan Al-Qur'an! Apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur'an dari perkara halal maka halalkanlah. Dan apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur'an dari perkara haram maka haramkanlah. Ketahuilah! Tidak dihalalkan bagi kalian daging himar jinak, daging binatang buas yang bertaring dan barang temuan milik orang kafir mu'ahid (kafir dalam janji perlindungan penguasa Islam, dan barang temuan milik muslim lebih utama) kecuali pemiliknya tidak membutuhkannya. Dan barangsiapa singgah pada suatu kaum hendaklah mereka menyediakan tempat, jika tidak memberikan tempat hendaklah memberikan perlakukan sesuai dengan sikap jamuan mereka."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَنْبَلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ لَا نَدْرِي مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ

(ABUDAUD - 3989) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dan Abdullah bin Muhammad An nufaili keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu An Nadhr dari Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Bapaknya dari Nabi , beliau bersabda: "Sungguh, akan ada salah seorang dari kalian duduk di atas kursi santainya, lalu datang kepadanya perkara yang aku perintahkan atau aku larang kemudian ia berkata, "Aku tidak tahu! Apa yang kami dapatkan dalam Kitabullah selalu kami ikuti."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْبَزَّازُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْمَخْرَمِيُّ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ قَالَ ابْنُ عِيسَى قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَنَعَ أَمْرًا عَلَى غَيْرِ أَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ

(ABUDAUD - 3990) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ja'far Al Makhrami dan Ibrahim bin Sa'd dari Sa'd bin Ibrahim dari Al Qasim bin Muhammad dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Rasulullah bersabda: "Barangsiapa membuat-buat suatu perkara yang tidak ada dalam agama kami, maka akan tertolak." Ibnu Isa menyebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membuat perkara baru selain dari yang kami perintahkan maka akan tertolak."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ قَالَ حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو السُّلَمِيُّ وَحُجْرُ بْنُ حُجْرٍ قَالَا أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ { وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ } فَسَلَّمْنَا وَقُلْنَا أَتَيْنَاكَ زَائِرِينَ وَعَائِدِينَ وَمُقْتَبِسِينَ فَقَالَ الْعِرْبَاضُ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

(ABUDAUD - 3991) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yazid ia berkata; telah menceritakan kepadaku Khalid bin Ma'dan ia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Abdurrahman bin Amru As Sulami dan Hujr bin Hujr keduanya berkata, "Kami mendatangi Irbadh bin Sariyah, dan ia adalah termasuk seseorang yang turun kepadanya ayat: '(dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, suapaya kami memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan orang yang membawamu) ' -Qs. At Taubah: 92- kami mengucapkan salam kepadanya dan berkata, "Kami datang kepadamu untuk ziarah, duduk-duduk mendengar sesuatu yang berharga darimu." Irbadh berkata, "Suatu ketika Rasulullah shalat bersama kami, beliau lantas menghadap ke arah kami dan memberikan sebuah nasihat yang sangat menyentuh yang membuat mata menangis dan hati bergetar. Lalu seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat untuk perpisahan! Lalu apa yang engkau washiatkan kepada kami?" Beliau mengatakan: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, senantiasa taat dan mendengar meskipun yang memerintah adalah seorang budak habsyi yang hitam. Sesungguhnya orang-orang yang hidup setelahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang dengan sunahku, sunah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setaip bid'ah adalah sesat."

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ عَتِيقٍ عَنْ طَلْقِ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

(ABUDAUD - 3992) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Juraij ia berkata; telah menceritakan kepadaku Sulaiman -maksudnya Sulaiman bin Atiq- dari Thalq bin habib dari Al Ahnaf bin Qais dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi , beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya celakalah orang-orang yang berlebih-lebihan dan melampaui batas." Beliau ucapkan hal itu hingga tiga kali.

Konsisten dengan sunnah.

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

(ABUDAUD - 3993) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il -maksudnya Isma'il bin ja'far- ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Al 'Ala -maksudnya Al 'Ala` bin 'Abdurrahman dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa mengajak kepada petunjuk maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikitpun."

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِينَ فِي الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ أَمْرٍ لَمْ يُحَرَّمْ فَحُرِّمَ عَلَى النَّاسِ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ

(ABUDAUD - 3994) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az zuhri dari Amir bin Sa'd dari Bapaknya ia berkata, 'Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya seorang muslim yang paling besar kejahatannya kepada kaum muslimin adalah seseorang yang bertanya tentang sesuatu yang belum diharamkan, lalu hal itu diharamkan atas semua manusia karena sebab pertanyaannya tersebut."

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ أَبَا إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيَّ عَائِذَ اللَّهِ أَخْبَرَهُ أَنَّ يَزِيدَ بْنَ عُمَيْرَةَ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَخْبَرَهُ قَالَ كَانَ لَا يَجْلِسُ مَجْلِسًا لِلذِّكْرِ حِينَ يَجْلِسُ إِلَّا قَالَ اللَّهُ حَكَمٌ قِسْطٌ هَلَكَ الْمُرْتَابُونَ فَقَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ يَوْمًا إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ فِتَنًا يَكْثُرُ فِيهَا الْمَالُ وَيُفْتَحُ فِيهَا الْقُرْآنُ حَتَّى يَأْخُذَهُ الْمُؤْمِنُ وَالْمُنَافِقُ وَالرَّجُلُ وَالْمَرْأَةُ وَالصَّغِيرُ وَالْكَبِيرُ وَالْعَبْدُ وَالْحُرُّ فَيُوشِكُ قَائِلٌ أَنْ يَقُولَ مَا لِلنَّاسِ لَا يَتَّبِعُونِي وَقَدْ قَرَأْتُ الْقُرْآنَ مَا هُمْ بِمُتَّبِعِيَّ حَتَّى أَبْتَدِعَ لَهُمْ غَيْرَهُ فَإِيَّاكُمْ وَمَا ابْتُدِعَ فَإِنَّ مَا ابْتُدِعَ ضَلَالَةٌ وَأُحَذِّرُكُمْ زَيْغَةَ الْحَكِيمِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَقُولُ كَلِمَةَ الضَّلَالَةِ عَلَى لِسَانِ الْحَكِيمِ وَقَدْ يَقُولُ الْمُنَافِقُ كَلِمَةَ الْحَقِّ قَالَ قُلْتُ لِمُعَاذٍ مَا يُدْرِينِي رَحِمَكَ اللَّهُ أَنَّ الْحَكِيمَ قَدْ يَقُولُ كَلِمَةَ الضَّلَالَةِ وَأَنَّ الْمُنَافِقَ قَدْ يَقُولُ كَلِمَةَ الْحَقِّ قَالَ بَلَى اجْتَنِبْ مِنْ كَلَامِ الْحَكِيمِ الْمُشْتَهِرَاتِ الَّتِي يُقَالُ لَهَا مَا هَذِهِ وَلَا يُثْنِيَنَّكَ ذَلِكَ عَنْهُ فَإِنَّهُ لَعَلَّهُ أَنْ يُرَاجِعَ وَتَلَقَّ الْحَقَّ إِذَا سَمِعْتَهُ فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ نُورًا قَالَ أَبُو دَاوُد قَالَ مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ وَلَا يُنْئِيَنَّكَ ذَلِكَ عَنْهُ مَكَانَ يُثْنِيَنَّكَ و قَالَ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي هَذَا الْمُشَبِّهَاتِ مَكَانَ الْمُشْتَهِرَاتِ وَقَالَ لَا يُثْنِيَنَّكَ كَمَا قَالَ عُقَيْلٌ و قَالَ ابْنُ إِسْحَقَ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ بَلَى مَا تَشَابَهَ عَلَيْكَ مِنْ قَوْلِ الْحَكِيمِ حَتَّى تَقُولَ مَا أَرَادَ بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ

(ABUDAUD - 3995) : Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Khalid bin Yazid bin Abdullah bin Mauhab Al hamdani berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Abu Idris Al Khaulani 'Aidzaallah telah mengabarkan kepadanya bahwa Yazid bin Umairah -salah seorang dari sahabat Mu'adz bin Jabal- mengabarkan kepadanya, ia berkata, " Mu'adz bin Jabal tidak pernah duduk dalam sebuah majlis kecuali selalu berkata, "Allah Maha Bijak, Allah Maha Adil, maka celakalah orang-orang yang merasa ragu." Suatu hari Mu'adz berkata, "Di belakang kalian akan terjadi fitnah, harta semakin melimpah, Al Al Quran akan muda dibaca oleh siapa saja; seorang mukmin, munafik, laki-laki, wanita, anak kecil, orang dewasa, budak atau pun orang merdeka. Sehingga seseorang berkata, 'Kenapa orang-orang tidak mengikuti aku, padahal aku telah membaca Al-Qur'an! Sungguh, mereka tidak mengikuti kecuali aku melakukan bid'ah. ' Maka berhati-hatilah kalian dari bid'ah, sesungguhnya bi'dah akan membawa kepada kesesatan. Dan berhati-hatilah kalian dari hakim yang menyimpang, sebab setan akan mengucapkan kesasatan (kebathilan) melalui lisan hakim tersebut. Dan sungguh, seorang munafik terkadang akan mengucapkan kata-kata yang benar." Yazid berkata, "Aku bertanya kepada Mu'adz, "Semoga Allah merahmatimu, apakah aku pernah tahu dengan seorang hakim yang terkadang akan mengatakan sesuatu yang sesat dan munafik yang akan mengatakan sesuatu yang benar' ia menjawab, "Ya. berhati-hatilah dengan perkataan hakim yang menyimpang (samar karena kebathilan) yang orang-orang mengingkarinya dan berkata; apa ini?. Meski demikian, janganlah kalian mengucilkannya. Sebab kemungkinan ia akan kembali kepada kebenaran hingga kamu dapat mendengar kebenaran darinya. karena di atas kebenaran pasti ada cahaya." Abu Dawud berkata, " Ma'mar menyebutkan dari Az Zuhri dalam hadits ini, dengan lafdh berbeda yaitu; 'walaa yuts`iyannaka dzalikan 'ahu' (sekali-kali yang demikian itu janganlah membuatmu menyimpang) bukan "yutsniyannaka"." Shalih bin Kisan menyebutkan dari Az Zuhri, dengan lafadh, "Musyabbihat" sebagai ganti "musytahirat". Ia (perawi) menyebutkan, 'jangan menjauhkan kamu dari jalan yang lurus', yaitu seperti yang disebutkan oleh Uqail." Ibnu Ishaq menyebutkan dari Az Zuhri, "Ia menjawab, "Benar, perkataan hakim yang kamu merasa rancu darinya, hingga kamu mengingkarinya dan mengatakan, "Apa yang ia inginkan dari perkataan ini?"

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ كَتَبَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَسْأَلُهُ عَنْ الْقَدَرِ ح و حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُؤَذِّنُ قَالَ حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ دُلَيْلٍ قَالَ سَمِعْتُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيَّ يُحَدِّثُنَا عَنِ النَّضْرِ ح و حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ عَنْ قَبِيصَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ عَنْ أَبِي الصَّلْتِ وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ كَثِيرٍ وَمَعْنَاهُمْ قَالَ كَتَبَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَسْأَلُهُ عَنْ الْقَدَرِ فَكَتَبَ أَمَّا بَعْدُ أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالِاقْتِصَادِ فِي أَمْرِهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرْكِ مَا أَحْدَثَ الْمُحْدِثُونَ بَعْدَ مَا جَرَتْ بِهِ سُنَّتُهُ وَكُفُوا مُؤْنَتَهُ فَعَلَيْكَ بِلُزُومِ السُّنَّةِ فَإِنَّهَا لَكَ بِإِذْنِ اللَّهِ عِصْمَةٌ ثُمَّ اعْلَمْ أَنَّهُ لَمْ يَبْتَدِعْ النَّاسُ بِدْعَةً إِلَّا قَدْ مَضَى قَبْلَهَا مَا هُوَ دَلِيلٌ عَلَيْهَا أَوْ عِبْرَةٌ فِيهَا فَإِنَّ السُّنَّةَ إِنَّمَا سَنَّهَا مَنْ قَدْ عَلِمَ مَا فِي خِلَافِهَا وَلَمْ يَقُلْ ابْنُ كَثِيرٍ مَنْ قَدْ عَلِمَ مِنْ الْخَطَإِ وَالزَّلَلِ وَالْحُمْقِ وَالتَّعَمُّقِ فَارْضَ لِنَفْسِكَ مَا رَضِيَ بِهِ الْقَوْمُ لِأَنْفُسِهِمْ فَإِنَّهُمْ عَلَى عِلْمٍ وَقَفُوا وَبِبَصَرٍ نَافِذٍ كَفُّوا وَهُمْ عَلَى كَشْفِ الْأُمُورِ كَانُوا أَقْوَى وَبِفَضْلِ مَا كَانُوا فِيهِ أَوْلَى فَإِنْ كَانَ الْهُدَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ لَقَدْ سَبَقْتُمُوهُمْ إِلَيْهِ وَلَئِنْ قُلْتُمْ إِنَّمَا حَدَثَ بَعْدَهُمْ مَا أَحْدَثَهُ إِلَّا مَنْ اتَّبَعَ غَيْرَ سَبِيلِهِمْ وَرَغِبَ بِنَفْسِهِ عَنْهُمْ فَإِنَّهُمْ هُمْ السَّابِقُونَ فَقَدْ تَكَلَّمُوا فِيهِ بِمَا يَكْفِي وَوَصَفُوا مِنْهُ مَا يَشْفِي فَمَا دُونَهُمْ مِنْ مَقْصَرٍ وَمَا فَوْقَهُمْ مِنْ مَحْسَرٍ وَقَدْ قَصَّرَ قَوْمٌ دُونَهُمْ فَجَفَوْا وَطَمَحَ عَنْهُمْ أَقْوَامٌ فَغَلَوْا وَإِنَّهُمْ بَيْنَ ذَلِكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ كَتَبْتَ تَسْأَلُ عَنْ الْإِقْرَارِ بِالْقَدَرِ فَعَلَى الْخَبِيرِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَعْتَ مَا أَعْلَمُ مَا أَحْدَثَ النَّاسُ مِنْ مُحْدَثَةٍ وَلَا ابْتَدَعُوا مِنْ بِدْعَةٍ هِيَ أَبْيَنُ أَثَرًا وَلَا أَثْبَتُ أَمْرًا مِنْ الْإِقْرَارِ بِالْقَدَرِ لَقَدْ كَانَ ذَكَرَهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ الْجُهَلَاءُ يَتَكَلَّمُونَ بِهِ فِي كَلَامِهِمْ وَفِي شِعْرِهِمْ يُعَزُّونَ بِهِ أَنْفُسَهُمْ عَلَى مَا فَاتَهُمْ ثُمَّ لَمْ يَزِدْهُ الْإِسْلَامُ بَعْدُ إِلَّا شِدَّةً وَلَقَدْ ذَكَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَيْرِ حَدِيثٍ وَلَا حَدِيثَيْنِ وَقَدْ سَمِعَهُ مِنْهُ الْمُسْلِمُونَ فَتَكَلَّمُوا بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ وَفَاتِهِ يَقِينًا وَتَسْلِيمًا لِرَبِّهِمْ وَتَضْعِيفًا لِأَنْفُسِهِمْ أَنْ يَكُونَ شَيْءٌ لَمْ يُحِطْ بِهِ عِلْمُهُ وَلَمْ يُحْصِهِ كِتَابُهُ وَلَمْ يَمْضِ فِيهِ قَدَرُهُ وَإِنَّهُ مَعَ ذَلِكَ لَفِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ مِنْهُ اقْتَبَسُوهُ وَمِنْهُ تَعَلَّمُوهُ وَلَئِنْ قُلْتُمْ لِمَ أَنْزَلَ اللَّهُ آيَةَ كَذَا لِمَ قَالَ كَذَا لَقَدْ قَرَءُوا مِنْهُ مَا قَرَأْتُمْ وَعَلِمُوا مِنْ تَأْوِيلِهِ مَا جَهِلْتُمْ وَقَالُوا بَعْدَ ذَلِكَ كُلِّهِ بِكِتَابٍ وَقَدَرٍ وَكُتِبَتِ الشَّقَاوَةُ وَمَا يُقْدَرْ يَكُنْ وَمَا شَاءَ اللَّهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ وَلَا نَمْلِكُ لِأَنْفُسِنَا ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ثُمَّ رَغِبُوا بَعْدَ ذَلِكَ وَرَهِبُوا

(ABUDAUD - 3996) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin katsir ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan ia berkata; seorang laki-laki menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz bertanya tentang takdir. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin Sulaiman Al Muadzdzin ia berkata; telah menceritakan kepada kami Asad bin Musa ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Dulail ia berkata; Aku mendengar Sufyan Ats Tsauri menceritakan kepada kami dari An Nadhr. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sari dari Qabishah ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Raja' dari Abu Ash Shalt -dan ini adalah hadits Ibnu Katsir- ia berkata, "Seorang laki-laki menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz bertanya tentang takdir. Umar bin Abdul Aziz lalu menulis balasan; Amma Ba'du. Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah dan konsisten (tidak menambah dan mengurangi) dalam melaksanakan perintah-Nya, mengikuti sunah Nabi-Nya dan meninggalkan apa yang diada-adakan oleh orang-orang yang membuat hal baru setelah berlaku sunnahnya, padahal mereka telah dicukupkan dengan sunnah beliau. Hendaklah engkau berpegang teguh dengan sunah, sebab dengan izin Allah ia akan menjagamu dari kesesatan. Ketahuilah, tidaklah orang-orang membuat suatu kebidahan kecuali telah ada dalil yang menjelaskan tentang hal itu, atau pelajaran yang bisa diambil keterangannya. Sesungguhnya sunah itu, yang menjadi sumbernya adalah Dia (Allah dan Rasul-Nya) yang telah mengetahui kebalikannya -Ibnu Katsir tidak menyebutkan, "yang mengetahui berbagai kesalahan- kekeliruan dan kebodohan serta penyulitan diri. Maka ridhalah dengan apa-apa yang dipegang oleh orang-orang sebelum kamu (para sahabat). Karena mereka (para sahabat), dengan ketinggian ilmu yang dimiliki, serta kecerdasan yang cemerlang mereka juga tetap menahan diri. Padahal dari sisi keilmuan mereka lebih paham, dan dari sisi keutamaan mereka lebih layak untuk memperbincangkannya. Jika kebenaran itu ada pada kalian, maka kalian telah mendahului mereka. Jika kalian katakan hanyasanya terjadi perkara baru setelah mereka yang tidak diada-adakan kecuali oleh orang yang tidak mengikuti petunjuk mereka (para sahabat) dan ridha dengan pemikirannya sendiri dari pada pemikiran mereka, ketahuilah sesungguhnya para sahabat adalah orang-orang yang lebih dahulu mendapati permasalahan ini. Mereka berbicara (masalah takdir) hanya sekedarnya, mereka tidak terlalu menyepelehkan namun tidak juga terlalu berlebihan, sungguh telah ada orang-orang selain mereka yang terlalu menyepelehkan hingga mereka jauh berpaling, dan ada juga yang terlalu bersemangat hingga mereka berlebih-lebihan (melampui batas). Dan sesungguhnya sikap para sahabat di antara yang demikian yakni berada di atas jalan yang lurus. Kamu telah menulis surat menanyakan tentang menyakini adanya takdir, maka -dengan izin Allah- engkau telah tepat memilih orangnya (tanya kepada saya). Aku tidak mengetahui sesuatu yang baru atau perkara bid'ah yang dimunculkan oleh manusia, yang dampaknya sangat jelas dan pasti kecuali dalam permasalahan mengakui takdir. Orang-orang bodoh pada masa jahilliyah saja telah memperbincangkan pengakuan taqdir dalam ucapan-ucapan dan syair mereka terhadap kenikmatan yang hilang dari mereka, kemudian Islam datang dan semakin mempertegasnya lagi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengingatkan tidak hanya dalam satu hadits atau dua hadits, kaum muslimin juga telah mendengarnya dari beliau, mereka membicarakan takdir baik ketika beliau masih hidup atau sepeninggal beliau dengan sikap yakin dan menerima terhadap Rabb mereka serta merendah diri bahwa tidak ada sesuatu melainkan telah dahulu Ilmu (pengetahuan) Allah terhadapnya dan telah tertulis dalam kitab-Nya (Al Lauhul mahfudh), serta telah ditentukan takdirnya oleh-Nya. Selain dari itu, persoalan takdir telah dijelaskan dalam muhkam kitab-Nya (ayat-ayat Al Quran yang jelas maknanya), mereka mengutibnya serta belajar darinya. Jika kalian tanyakan, 'kenapa Allah menurunkan ayat seperti ini, mengapa Dia menyatakan yang demikian? ' sesungguhnya para sahabat juga telah membacanya sebagaimana kalian membaca. Mereka mengetahui bagaimana ta'wilnya yang kalian sendiri tidak tahu dan setelah itu semua, mereka berkata; "kami beriman terhadap kitab (lauhul mahfudh) dan taqdir, dan kesengsaraan telah tertuliskan, maka apa yang telah ditakdirkan pasti akan terjadi. Apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki pasti tidak akan terjadi. Sungguh, kita semua tidak mempunyai daya dan upaya untuk menolak madharat atau mengambil manfaat. Maka setelah itu mereka ridha dan merasa takut untuk memperbincangkan masalah takdir."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ يَعْنِي ابْنَ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ لِابْنِ عُمَرَ صَدِيقٌ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ يُكَاتِبُهُ فَكَتَبَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ إِنَّهُ بَلَغَنِي أَنَّكَ تَكَلَّمْتَ فِي شَيْءٍ مِنْ الْقَدَرِ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكْتُبَ إِلَيَّ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ يُكَذِّبُونَ بِالْقَدَرِ

(ABUDAUD - 3997) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sa'id -maksudnya Said bin Abu Ayyub- ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Shakr dari Nafi' ia berkata, "Ibnu Umar mempunyai seorang sahabat dari Syam yang menulis surat kepadanya, Ibnu Umar lantas menulis surat balasan yang isinya, "Telah sampai kabar kepadaku bahwa engkau mempermasalahkan tentang takdir, maka janganlah engkau tanyakan hal itu kepdaku. Sungguh aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Akan ada dari umatku orang-orang yang mendustakan takdir."

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْجَرَّاحِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ قَالَ قُلْتُ لِلْحَسَنِ يَا أَبَا سَعِيدٍ أَخْبِرْنِي عَنْ آدَمَ أَلِلسَّمَاءِ خُلِقَ أَمْ لِلْأَرْضِ قَالَ لَا بَلْ لِلْأَرْضِ قُلْتُ أَرَأَيْتَ لَوْ اعْتَصَمَ فَلَمْ يَأْكُلْ مِنْ الشَّجَرَةِ قَالَ لَمْ يَكُنْ لَهُ مِنْهُ بُدٌّ قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِهِ تَعَالَى { مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ } قَالَ إِنَّ الشَّيَاطِينَ لَا يَفْتِنُونَ بِضَلَالَتِهِمْ إِلَّا مَنْ أَوْجَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَحِيمَ

(ABUDAUD - 3998) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnul Jarrah ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Khalid Al Hadzdza ia berkata; Aku berkata kepada Al Hasan, "Wahai Abu Sa'id, beritahukanlah aku tentang Nabi Adam, apakah ia dicipta untuk langit atau untuk bumi?" Ia menjawab, "Untuk bumi." Aku bertanya lagi, "Apa pendapatmu sekiranya Adam tidak makan buah khuldi?" Ia menjawab, "Itu tidak menjadi keharusan baginya." Aku berkata, "Kabarkanlah kepadaku tentang firman Allah: (Sekali-kali tidak dapat menyesatkan kecuali (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala). -Qs. Ash Shaffaat: 162-163- Abu Said menjawab; "Sesungguhnya setan akan menggoda dengan kesesatan mereka, kecuali orang yang telah Allah wajibkan (tetapkan) neraka Al Jahim atasnya."

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ الْحَسَنِ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ } قَالَ خَلَقَ هَؤُلَاءِ لِهَذِهِ وَهَؤُلَاءِ لِهَذِهِ

(ABUDAUD - 3999) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza dari Al Hasan tentang firman Allah Ta'ala: '(dan untuk itulah Allah menciptakan mereka) ' -Qs. Huud: 119-. Ia menjawab, "Allah telah menciptakan sekelompok orang untuk ini (syurga) dan sekelompok yang lain untuk ini (neraka)."

حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ قَالَ قُلْتُ لِلْحَسَنِ { مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ } قَالَ إِلَّا مَنْ أَوْجَبَ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ أَنَّهُ يَصْلَى الْجَحِيمَ

(ABUDAUD - 4000) : Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadzdza ia berkata, "Aku bertanya kepada Al Hasan tentang ayat: '(Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala)." -Qs. Ash Shaffaat: 163-. Al Hasan menjawab, "maksudnya kecuali orang-orang yang telah Allah tetapkan akan masuk neraka Al Jahim."

حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ قَالَ أَخْبَرَنِي حُمَيْدٌ كَانَ الْحَسَنُ يَقُولُ لَأَنْ يُسْقَطَ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَقُولَ الْأَمْرُ بِيَدِي

(ABUDAUD - 4001) : Telah menceritakan kepada kami Hilal bin Bisyr ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Humaid berkata; Al Hasan berkata, "Dijatuhkannya (adam) dari langit ke bumi lebih disukai daripada harus mengatakan segala urusan ada di tanganku (meniadakan takdir)."

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا الْحَسَنُ مَكَّةَ فَكَلَّمَنِي فُقَهَاءُ أَهْلِ مَكَّةَ أَنْ أُكَلِّمَهُ فِي أَنْ يَجْلِسَ لَهُمْ يَوْمًا يَعِظُهُمْ فِيهِ فَقَالَ نَعَمْ فَاجْتَمَعُوا فَخَطَبَهُمْ فَمَا رَأَيْتُ أَخْطَبَ مِنْهُ فَقَالَ رَجُلٌ يَا أَبَا سَعِيدٍ مَنْ خَلَقَ الشَّيْطَانَ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ خَلَقَ اللَّهُ الشَّيْطَانَ وَخَلَقَ الْخَيْرَ وَخَلَقَ الشَّرَّ قَالَ الرَّجُلُ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ كَيْفَ يَكْذِبُونَ عَلَى هَذَا الشَّيْخِ

(ABUDAUD - 4002) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah menceritakan kepada kami Humaid ia berkata, " Al Hasan mendatangi kami di Makkah, lalu para ulama Makkah berbicara kepadaku agar aku menyampaikan kepadanya permohonan mereka supaya Al Hasan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan nasihat kepada mereka. Al Hasan lalu menjawab, "Ya." Orang-orang lantas berkumpul dan Al Hasan berkhutbah di hadapan mereka, dan aku tidak pernah melihat seseorang berkhuthbah sebaik dirinya. kemudian ada seorang laki-laki berkata, "Wahai Abu Sa'id, siapakah yang menciptakan setan?" Al Hasan menjawab, "Maha Suci Allah! Adakah pencipta selain Allah? Allah-lah yang menciptakan setan, kebaikan dan keburukkan." Laki-laki itu berkata lagi, "Semoga Allah melaknat mereka semua, bagaimana mungkin mereka mendustai penjelasan syaikh ini."

حَدَّثَنَا ابْنُ كَثِيرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ عَنْ الْحَسَنِ { كَذَلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ } قَالَ الشِّرْكُ

(ABUDAUD - 4003) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Katsir ia berkata; telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Humaid Ath Thawil dari Al Hasan tentang firman Allah: '(Demikianlah kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olok itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir) '. -Qs. Al Hijr: 12- ia berkata, "Itu adalah syirik."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ رَجُلٍ قَدْ سَمَّاهُ غَيْرِ ابْنِ كَثِيرٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عُبَيْدٍ الصِّيدِ عَنْ الْحَسَنِ فِي قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ } قَالَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْإِيمَانِ

(ABUDAUD - 4004) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir ia berkata; telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari seorang laki-laki yang banyak disebut namanya kecuali Ibnu Katsir, dari Sufyan dari Ubaid Ash Shaid dari Al hasan tentang firman Allah Azza Wa Jalla: '(Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini….) ' -Qs. Saba: 54- ia berkata, "Yaitu antara mereka dengan keimanan."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمٌ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ قَالَ كُنْتُ أَسِيرُ بِالشَّامِ فَنَادَانِي رَجُلٌ مِنْ خَلْفِي فَالْتَفَتُّ فَإِذَا رَجَاءُ بْنُ حَيْوَةَ فَقَالَ يَا أَبَا عَوْنٍ مَا هَذَا الَّذِي يَذْكُرُونَ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ قُلْتُ إِنَّهُمْ يَكْذِبُونَ عَلَى الْحَسَنِ كَثِيرًا

(ABUDAUD - 4005) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaim dari Ibnu Aun ia berkata, "Ketika aku berjalan menuju Syam, seseorang memanggilku dari belakang, saat aku menoleh ke belakang ternyata orang itu adalah Raja` bin Haiwah. Ia lalu berkata, "Wahai Abu Aun, apa yang diceritakan orang tentang Al Hasan?" Aku menjawab, "Mereka banyak mendustakan Al Hasan."

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ قَالَ سَمِعْتُ أَيُّوبَ يَقُولُ كَذَبَ عَلَى الْحَسَنِ ضَرْبَانِ مِنْ النَّاسِ قَوْمٌ الْقَدَرُ رَأْيُهُمْ وَهُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُنَفِّقُوا بِذَلِكَ رَأْيَهُمْ وَقَوْمٌ لَهُ فِي قُلُوبِهِمْ شَنَآنٌ وَبُغْضٌ يَقُولُونَ أَلَيْسَ مِنْ قَوْلِهِ كَذَا أَلَيْسَ مِنْ قَوْلِهِ كَذَا

(ABUDAUD - 4006) : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad ia berkata; Aku mendengar Ayyub berkata, "Ada dua kelompok yang mendustakan Al Hasan; kelompok yang mengatakan bahwa takdir adalah kreasi mereka sendiri, mereka ingin menyebarkan fitnah kemunafikkan dengan pernyataan mereka itu; kelompok yang hatinya benci kepada Al Hasan. Mereka berkata, "Bukahkah Al Hasan mengatakan begini? Bukankah Al Hasan mengatakan begini?"

حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى أَنَّ يَحْيَى بْنَ كَثِيرٍ الْعَنْبَرِيَّ حَدَّثَهُمْ قَالَ كَانَ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ يَقُولُ لَنَا يَا فِتْيَانُ لَا تُغْلَبُوا عَلَى الْحَسَنِ فَإِنَّهُ كَانَ رَأْيُهُ السُّنَّةَ وَالصَّوَابَ

(ABUDAUD - 4007) : Telah menceritakan kepada kami Ibnul Mutsanna bahwa Yahya bin Katsir Al 'Anbari menceritakan kepada mereka, ia berkata; Qurrrah bin Khalid berkata kepada kami, "Wahai para pemuda, janganlah kalian terkelabui (oleh orang Qadariah) atas Al Hasan, sesungguhnya pendapatnya (Al Hasan) berdasarkan sunnah dan kebenaran."

حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ قَالَ لَوْ عَلِمْنَا أَنَّ كَلِمَةَ الْحَسَنِ تَبْلُغُ مَا بَلَغَتْ لَكَتَبْنَا بِرُجُوعِهِ كِتَابًا وَأَشْهَدْنَا عَلَيْهِ شُهُودًا وَلَكِنَّا قُلْنَا كَلِمَةٌ خَرَجَتْ لَا تُحْمَلُ

(ABUDAUD - 4008) : Telah menceritakan kepada kami Ibnul Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muammal bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ibnu Aun ia berkata, "Sekiranya kami tahu bahwa ucapan Al Hasan sampai seperti itu (menyebar), maka kami akan menulis ralatan Al Hasan dalam sebuah buku lalu kami persaksikan (kepada orang-orang). Tetapi ucapan Al Hasan telah tersebar tidak sebagaimana aslinya."

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ قَالَ قَالَ لِي الْحَسَنُ مَا أَنَا بِعَائِدٍ إِلَى شَيْءٍ مِنْهُ أَبَدًا

(ABUDAUD - 4009) : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub ia berkata, " Al Hasan berkata kepadaku, "Selamanya aku tidak akan pernah menarik dari pendapatku (tentang takdir)."

حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُثْمَانَ عَنْ عُثْمَانَ الْبَتِّيِّ قَالَ مَا فَسَّرَ الْحَسَنُ آيَةً قَطُّ إِلَّا عَنْ الْإِثْبَاتِ

(ABUDAUD - 4010) : Telah menceritakan kepada kami Hilal bin Bisyr ia berkata; telah menceritakan kepada kami Utsman bin Utsman dari Utsman Al Batti ia berkata, " Al Hasan tidak pernah mentafsirkan sebuah ayat pun selain dilakukan dengan penuh keyakinan."

Penjelasan tentang keutamaan

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كُنَّا نَقُولُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَعْدِلُ بِأَبِي بَكْرٍ أَحَدًا ثُمَّ عُمَرَ ثُمَّ عُثْمَانَ ثُمَّ نَتْرُكُ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نُفَاضِلُ بَيْنَهُمْ

(ABUDAUD - 4011) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Aswad bin Amir berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Salamah dari Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata, "Pada masa Nabi kami berkata, 'Kami tidak membandingkan antara Abu Bakar dengan seorang pun, begitu juga dengan Umar dan Utsman. Dan kami tidak pernah membanding-bandingkan antara para sahabat Nabi."

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِنَّ ابْنَ عُمَرَ قَالَ كُنَّا نَقُولُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيٌّ أَفْضَلُ أُمَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَهُ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِينَ

(ABUDAUD - 4012) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih berkata, telah menceritakan kepada kami Anbasah berkata, telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab ia berkata; Salim bin Abdullah berkata; Ibnu Umar berkata, "Kami pernah mengatakan sesuatu saat Nabi masih hidup, "Yang paling utama di antara umat Nabi setelah beliau adalah Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman. Semoga Allah meridhai mereka semua."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا جَامِعُ بْنُ أَبِي رَاشِدٍ حَدَّثَنَا أَبُو يَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ الْحَنَفِيَّةِ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ عُمَرُ قَالَ ثُمَّ خَشِيتُ أَنْ أَقُولَ ثُمَّ مَنْ فَيَقُولَ عُثْمَانُ فَقُلْتُ ثُمَّ أَنْتَ يَا أَبَةِ قَالَ مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ

(ABUDAUD - 4013) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepada kami Jami' bin Abu Rasyid berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ya'la dari Muhammad bin Al Hanafiyah ia berkata, "Aku bertanya kepada bapakku, "Siapakah manusia yang paling baik setelah Rasulullah ?"Iia menjawab, "Abu Bakar." Aku bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?" Ia menjawab, "Umar." Muhammad bin Al hanafiyah berkata, "Lalu timbul kecemasan jika aku bertanya 'lalu siapa lagi, kemudian ia menjawab 'Utsman'." Aku lalu bertanya, "Apakah setelah itu engkau wahai bapakku?" Ia menjawab, "Aku hanyalah seorang laki-laki dari kaum muslimin."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي الْفِرْيَابِيَّ قَالَ سَمِعْتُ سُفْيَانَ يَقُولُ مَنْ زَعَمَ أَنَّ عَلِيًّا عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَحَقَّ بِالْوِلَايَةِ مِنْهُمَا فَقَدْ خَطَّأَ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارَ وَمَا أُرَاهُ يَرْتَفِعُ لَهُ مَعَ هَذَا عَمَلٌ إِلَى السَّمَاءِ

(ABUDAUD - 4014) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Miskin berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad -maksudnya Muhammad Al Firyabi- ia berkata; Aku mendengar Sufyan berkata, "Siapa yang menyakini bahwa Ali Alaihis Salam lebih berhak untuk menjadi penguasa dari keduanya (Abu Bakar dan Umar), maka ia telah menyalahi Abu Bakar, Umar dan kaum Muhajirin dan Anshar. Dengan keyakinan dia seperti itu, maka aku melihat bahwa amalan baiknya tidak akan naik ke langit."

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ فَارِسٍ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ حَدَّثَنَا عَبَّادٌ السَّمَّاكُ قَالَ سَمِعْتُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيَّ يَقُولُ الْخُلَفَاءُ خَمْسَةٌ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

(ABUDAUD - 4015) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Faris berkata, telah menceritakan kepada kami Qabishah berkata, telah menceritakan kepada kami Abbad As Sammak ia berkata, "Aku mendengar Sufyan Ats Tsauri berkata, "Khalifah (pemimpin) itu ada lima; Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz radliallahu 'anhum (semoga Allah meridhoi mereka)."


. . . . . . . . .




Back to The Title

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top