حيات الدنيا حيات قليلة فلا تلغ حياة أبدية

Rabu, 08 Juli 2015

Tempat Pelaksanaan Shalat Dua Hari Raya Islam Menurut Sunnah



Hari Raya Idul Fitrih dan idul Adha (‘ied) adalah dua hari raya ummat Islam. Sudah selalu menggema di seluruh dunia, khususnya di daerah yang dihuni oleh orang muslim. Kali ini penulis ingin menyuguhkan hadits-hadits yang berkenaan dengan tempat diadakannya dua hari raya semasa kenabian Rasulullah . Tempat diadakannya hari Raya menjadi perbedaan pandangan diantara dua Ormas keislaman yang ada di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang satu mensunnahkan diadakan di lapangan dan yang satunya lagi mensunnahkan di masjid. Namun bagaimana menurut hadits-hadits Rasulullah yang ada dalam periwayatan Imam Muhadits yang Mu’tabarah?

Kali Penulis ingin menyampaikan semua hadits yang mengupas tentang tempat pelaksanaan hari raya di masa rasulullah hidup, baik hadits yang dijadikan rujukan bagi Ormas Muhammadiyah atau bagi Nahdlatul Ulama:
  1. Dalil hadits yang dijadikan rujukan bagi
    Ormas Nahdlatul Ulama (yang mensunnahkan di masjid)
  2. Dalil hadits yang dijadikan rujukan bagi
    Ormas Muhammiyah (yang mensunnahkan di lapangan)
  3. Kesimpulan
    Penulis

Dalil hadits yang dijadikan rujukan bagi Ormas Nahdlatul Ulama (yang mensunnahkan di masjid)


Dalam sebuah riwayat dikatakan:


أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ

Telah menceritakan kepadaku Zaid bin Aslam dari 'Iyadl bin 'Abdullah bin Abu Sarah dari Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Pada hari raya Idul Firi dan Adlha Rasulullah keluar menuju tempat shalat dan pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat hingga selesai. (HR.BUKHARI – 903)

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ دَاوُدَ عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ

Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dia berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz dari Dawud dari 'Iyadh bin 'Abdullah dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah pada hari Idul Fitri dan Idul Adha ke Mushalla lalu Beliau shalat bersama manusia. (HR. NASAI - 1558)

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الْعِيدَ بِالْمُصَلَّى مُسْتَتِرًا بِحَرْبَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Sa'id Al Aili berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb berkata, telah mengabarkan kepadaku Sulaiman bin Bilal dari Yahya bin Sa'id dari Anas bin Malik berkata, "Rasulullah melaksanakan shalat 'ied di tanah lapang dengan menjadikan tombak sebagai satirnya. " (HR. IBNU MAJAH - 1296)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ الْمُطَّلِبِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ شَهِدْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ عَنْ مِنْبَرِهِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin 'Abdurrahman dari Amru bin Abu Amru dari Al Muthallib dari Jabir bin Abdullah ia berkata; "Aku pernah mengikuti shalat 'idul adhha bersama Nabi di lapangan, maka ketika selesai berkhutbah beliau turun dari mimbar. (HR. TIRMIDZI - 1441)

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Nafi' bahwa Abdullah bin Umar mandi pada Hari Raya Idul Fitri sebelum pergi ke tempat SHALAT (mushalla)." (HR. MALIK - 384)

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ وَخَلَفُ بْنُ هِشَامٍ الْمُقْرِئُ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اخْتَلَفَ النَّاسُ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ فَقَدِمَ أَعْرَابِيَّانِ فَشَهِدَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّهِ لَأَهَلَّا الْهِلَالَ أَمْسِ عَشِيَّةً فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّاسَ أَنْ يُفْطِرُوا زَادَ خَلَفٌ فِي حَدِيثِهِ وَأَنْ يَغْدُوا إِلَى مُصَلَّاهُمْ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, serta Khalaf bin Hisyam Al Muqri`, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Manshur dari Rib'i bin Hirasy dari seorang sahabat Nabi , ia berkata; orang-orang berselisih mengenai akhir hari Ramadhan. Kemudian terdapat dua orang badui yang datang dan memberikan persaksian di hadapan Nabi dengan nama Allah, sungguh mereka telah menyaksikan Hilal kemarin sore. Kemudian Rasulullah memerintahkan orang-orang agar berbuka. Khalaf menambahkan dalam haditsnya; dan agar mereka pergi ke lapangan. (HR. ABUDAUD - 1992)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْرِجُوا الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ لِيَشْهَدْنَ الْعِيدَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ وَلْيَجْتَنِبَنَّ الْحُيَّضُ مُصَلَّى النَّاسِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah berkata, telah memberitakan kepada kami Sufyan dari Ayyub dari Ibnu Sirin dari Ummu Athiah ia berkata, "Rasulullah bersabda: "Keluarkanlah para wanita-wanita belia (gadis) dan wanita berhijab untuk menghadiri shalat ied dan do`a kaum muslimin. Dan jauhkanlah wanita haid dari tempat shalat." (IBNUMAJAH - 1298)

Dari banyaknya keterangan hadits di atas sangat jelaslah bahwa tempat shalat ‘Ied adalah di Masjid.


Dalil hadits yang dijadikan rujukan bagi Ormas Muhammiyah (yang mensunnahkan di lapangan)


Dalam sebuah riwayat dikatakan:


حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ الْحِزَامِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرٍو الْأَوْزَاعِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْدُو إِلَى الْمُصَلَّى وَالْعَنَزَةُ بَيْنَ يَدَيْهِ تُحْمَلُ وَتُنْصَبُ بِالْمُصَلَّى بَيْنَ يَدَيْهِ فَيُصَلِّي إِلَيْهَا

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Amru Al Auza'i berkata, telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu 'Umar, bahwa Nabi berangkat menuju tempat shalat sedang di tangan beliau ada sebuat tongkat, tongkat tersebut beliau tancapkan di depannya lalu shalat menhhadap ke arahnya." (HR. Bukhari - 920)

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَا حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْدُو إِلَى الْمُصَلَّى فِي يَوْمِ الْعِيدِ وَالْعَنَزَةُ تُحْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَإِذَا بَلَغَ الْمُصَلَّى نُصِبَتْ بَيْنَ يَدَيْهِ فَيُصَلِّي إِلَيْهَا وَذَلِكَ أَنَّ الْمُصَلَّى كَانَ فَضَاءً لَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ يُسْتَتَرُ بِهِ

Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Al Auza'i berkata, telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu Umar berkata, "Di pagi menjelang siang Rasulullah berangkat melaksanakan shalat ied, sementara beliau membawa tombak kecil. Ketika sampai di tempat lapang, tombak kecil itu ditancapkan di hadapannya kemudian beliau shalat menghadapnya. Hal itu karena tanah lapang adalah tempat yang terbuka dan tidak ada sesuatu yang menutupinya." (HR. IBNUMAJAH - 1294)

Menurut yang meyakininya bahwa hadits di atas dikatakan; yang dimaksud إِلَى الْمُصَلَّى adalah tanah terbuka yang tidak ada sesuatu yang menutupinya (lapangan), bukan مُصَلَّى yang bermakna umum yaitu tempat shalat. Dan memang istilah مُصَلَّى sering dipakai untuk menistilahkan lapangan seperti misalnya pada hadits:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ أَنَّ أَبَا أُسَامَةَ حَدَّثَهُمْ عَنْ أُسَامَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَذْبَحُ أُضْحِيَّتَهُ بِالْمُصَلَّى وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُهُ

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah, bahwa Abu Usamah telah menceritakan kepada mereka dari Usamah dari Nafi' dari Ibnu Umar, bahwa Nabi menyembelih kurbannya di MUSHALLA (lapangan), dan Ibnu Umar melakukan hal tersebut. (HR. ABUDAUD - 2428)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ أُسَامَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يَذْبَحُ أُضْحِيَّتَهُ بِالْمُصَلَّى يَوْمَ النَّحْرِ وَذَكَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُهُ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad dan saya mendengarnya dari Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Usamah dari Nafi' dari Ibnu Umar, dia menyembelih udhiyah (hewan kurban) -nya di MUSHALLA (lapangan) pada hari Nahr dan dia menuturkan bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam melakukan seperti itu. (HR. AHMAD - 5609)

وَعَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ قَالَ كُنْتُ فِيمَنْ رَجَمَهُ فَرَجَمْنَاهُ بِالْمُصَلَّى بِالْمَدِينَةِ

Dari Az Zuhri ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku seorang yang telah mendengar Jabir bin Abdullah Al Anshari berkata; Aku termasuk diantara orang yang merajamnya. Kami merajamnya di lapangan luas di Madinah. (HR. BUKHARI – 4866)

Jika بِالْمُصَلَّى بِالْمَدِينَةِ di situ diartikan bangunan tempat shalat atau masjid yang berada di Madinah maka tidak mungkin menyembelih hewan di dalam masjid. Bahkan pelaksanaan hukuman rajam dilaksanakan di mushalla ( بِالْمُصَلَّى بِالْمَدِينَةِ ), rasanya tidak mungkin jika tempat pelaksanaan hukuman rajam diadakan di masjid.

Perihal tentang kalimat “Jauhkanlah wanita haid dari mushalla” yang ada dalam hadits riwayat Ibnu Majah : 1298 sama sekali tidak menunjukkan bahwa shalat tersebut dilaksanakan di masjid, karena dalam hadits lain jelas disebutkan bahwa termasuk wanita haid diminta hadir untuk mendengarkan khutbah, menyaksikan perayaan, namun mereka tidak ikut shalat karena wanita haid dalam keadaan hadats besar, dan dilarang ikut melaksanakan shalat. Contoh seperti dalam hadits berikut:


حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ وَيُونُسَ وَحَبِيبٍ وَيَحْيَى بْنِ عَتِيقٍ وَهِشَامٍ فِي آخَرِينَ عَنْ مُحَمَّدٍ أَنَّ أُمَّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ ذَوَاتِ الْخُدُورِ يَوْمَ الْعِيدِ قِيلَ فَالْحُيَّضُ قَالَ لِيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ لِإِحْدَاهُنَّ ثَوْبٌ كَيْفَ تَصْنَعُ قَالَ تُلْبِسُهَا صَاحِبَتُهَا طَائِفَةً مِنْ ثَوْبِهَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا أَيَّوبُ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَ وَيَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ وَلَمْ يَذْكُرْ الثَّوْبَ قَالَ وَحَدَّثَ عَنْ حَفْصَةَ عَنْ امْرَأَةٍ تُحَدِّثُهُ عَنْ امْرَأَةٍ أُخْرَى قَالَتْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَكَرَ مَعْنَى حَدِيثِ مُوسَى فِي الثَّوْبِ حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا نُؤْمَرُ بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَتْ وَالْحُيَّضُ يَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ فَيُكَبِّرْنَ مَعَ النَّاسِ

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub, Yunus, Habib, Yahya bin 'Atiq dan Hisyam di riwayat yang lain, dari Muhammad bahwa Ummu 'Athiyah berkata; Rasulullah memerintahkan kami supaya menyuruh keluar para wanita yang terpingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya Ied, lalu di tanyakan; "Bagaimana dengan wanita haid?" beliau bersabda; "Hendaknya ia menyaksikan kebaikan pada hari itu dan juga do'a dari kaum Muslimin." Perawi berkata; Seorang wanita bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau sekiranya salah seorang dari wanita tidak memiliki pakaian, apa yang harus ia lakukan?" beliau menjawab: "Hendaknya saudaranya meminjami sebagian dari pakaiannya." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid telah menceritakan kepada kami Hammad telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad dari Ummu 'Athiyah seperti hadits ini, katanya; "Hendaklah wanita haidh agak menjauh dari tempat shalat kaum Muslimin…" tanpa menyebutkan; "…pakaian…" Perawi berkata; dan telah bercerita dari Hafshah dari seorang wanita menceritakan dari seorang wanita lain dia berkata; "…di beritahukan; "Wahai Rasulullah…" lalu dia menyebutkan semakna dengan hadits Musa tentang "pakaian." Telah menceritakan kepada kami An Nufaili telah menceritakan kepada kami Zuhair telah menceritakan kepada kami 'Ashim Al Ahwal dari Hafshah binti Sirin dari Ummu 'Athiyah dia berkata; "Kami di perintah …" seperti hadits ini, katanya; "Hendaknya wanita-wanita hendaknya berada di belakang orang-orang dan bertakbir bersama mereka." (HR. ABUDAUD - 961)

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ ح و حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا رَجُلٌ مِنْ الْقَرَوِيِّينَ وَسَمَّاهُ الرَّبِيعُ فِي حَدِيثِهِ عِيسَى بْنَ عَبْدِ الْأَعْلَى بْنِ أَبِي فَرْوَةَ سَمِعَ أَبَا يَحْيَى عُبَيْدَ اللَّهِ التَّيْمِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ أَصَابَهُمْ مَطَرٌ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَصَلَّى بِهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعِيدِ فِي الْمَسْجِدِ

Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar telah menceritakan kepada kami Al Walid dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami seorang dari pedesaan yang Ar Rabi' beri nama dalam haditsnya Isa bin Abdul A'la bin Abi Farawwah dia mendengar Abu Yahya 'Ubaidullah Attaimi mengatakan dari Abu Hurairah berkata; bahwa kami pernah kehujanan pada waktu pelaksanaan shalat Ied, maka Nabi melaksanakannya di masjid." (HR. ABUDAUD - 980)

Maka dengan uraian hadits di atas jelaslah yang dimaksud مُصَلَّى bukanlah tempat shalat seperti masjid tapi adalah lapangan, tempat shalat yang terbuka tanpa atap. Kalau memang shalat ied di laksanakan di masjid, niscaya tidak disebut bahwa “karena hujan maka shalat dilaksanakan di masjid.” Jika sejak awal shalat memang dilaksanakan di dalam masjid, maka tidak jadi masalah hujan atau tidak hujan sehingga tidak perlu diceritakan dalam hadits. Maka penceritaan masalah hujan menunjukkan bahwa semula shalat dilaksanakan di luar masjid atau lapangan, dan ketika hujan baru dilaksanakan di dalam masjid.


Kesimpulan Penulis


Alhamdulillah, dengan terunggahnya semua hadits tersebut di atas, baik hadits menurut pendapat yang pertama maupun menurut pendapat yang kedua, maka dari itu perlu kita ketahui bahwa pelaksanaan shalat ied itu tidak disyaratkan harus di dalam masjid. Itu artinya ummat Islam boleh melaksanakannya di masjid dan boleh juga di tempat yang bukan masjid (tanah lapangan).
Dan kita perlu perhatikan juga hokum pelaksanaan shalat ied adalah sunnah apalagi tempat pelaksanaannya. Tapi menjaga keharmonisan dan kerukunan antar sesama ummat Islam adalah fardu A‘in. Mari demi sempurnanya pelaksanaan perkara sunnahjangan sampai mengorbankan perkara wajib.


. . . . . . . . .




Back to The Title

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top