SHALAT TARAWIH DI JAMAN SAYYIDINA ABU BAKAR
Dijaman Sayyidina Abu Bakar Shiddiq radhiallahu ‘anhu tidak terlalu lama, dan masuh dekat dengan jaman Nabi , untuk itu tidak banyak perubahan yang berarti dalam pelaksanaan shalat tarawih. Untuk itu tidak seorangpun yang menyatakan bahwa tarawih pada jaman Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ada hal yang baru. Hal ini berdalil pada hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah menganjurkan untuk qiyam (shalat malam) di bulan Ramadhan tanpa ada perintah dan penekanan seperti yang beliau katakan, “Barang siapa shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap ridha Allah niscaya Allah akan mengampuni dosa sebelumnya.” Kemudian Rasulullah wafat, sedang keadaan tetap seperti itu.
Pada jaman pemerintahan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq radhiallahu ‘anhu dan permulaan jaman pemerintahan Sayyidina Umar radhiallahu ‘anhu tak ada perubahan. Akan tetapi hadits Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha dalam Baihaqi menyebutkan, “Kita mengajak anak-anak muda dari para khatib untuk shalat malam di bulan Ramadhan, dan kita buatkan untuk mereka Kilyah dan Khasyhanan. Dan dalam Al Marwizi disebutkan, “Dan buatkan untuk mereka Kilyah dan Khasykur, yaitu semacam roti.”
Nas inilah yang menyatakan bahwa shalat tarawih waktu itu diimami oleh anak-anak muda. Jelas bahwa hal ini tidak ada pada jaman Nabi . Tetepi apakah perubahan ini terjadi pada jaman Sayyidina Abu Bakr atau Sayyidina Umar ? Yang jelas bahwa hal ini terjadi pada jaman Sayyidina Abu Bakar radhiallahu ‘anhu karena pada jaman Sayyidina Umar (seperti yang kita terangkan nanti) ada pembagian imam bagi orang laki-laki, juga bagi orang perempuan.
Jelas tampak ada perkembangan baru pada jaman khalifah Sayyidina Abu Bakar. Pada jaman khalifah Sayyidina Umar kemungkinan besar hal itu dikerjakan di rumah-rumah, karena orang-orang perempuan tidak mungkin menjadikan anak laki-laki muda sebagai imam, kalau Sayyidina Umar sudah menentukan imam untuk mereka, apalagi Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha. Maka mungkin pendapat yang hati-hati ialah bahwa Sayyidah Aisyah shalat di rumahnya, baru perempuan-perempuan lainnya berkumpul di rumanya.
BACAAN PADA JAMAN SAYYIDINA ABU BAKAR SHIDDIQ RADHIALLAHU ‘ANHU
Tentang bacaan (qira’ah) pda jaman Sayyidina Abu Bakar Shiddiq tetap panjang (lama). Hal ini seperti hadits Abdullah putra Sayyidina Abu Bakar, diriwayatkan oleh Malik dari Abdullah bin Abu Bakar yang menyatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya berkata, “Kita pulang dari shalat tarawih dengan tergesa-gesa menyiapkan makan sahur takut terburu datangnya fajar (subuh).
Dalam jaman ini mulai muncul juga semacam membanding-bandingkan antara para qurro’ (pembaca-pembaca) Al Qur’an, banyak orang yang condong kepada yang memiliki suaru yang baik dalam mambaca Al Qur’an, insyaallah hal ini akan diterangkan ketika membahas shalat tarawih pada jaman Sayyidina Umar radhiallahu ‘anhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar